Sabtu, 31 Juli 2010

sraddha

Sraddha

B.    Pengertian Awatara, Dewa, dan Bhatara


1.    Awatara
Awatara berasal dari bahasa Sansekerta yaitu dari kata “Ava” yang berarti kebawah , dan kata “Tara” yang artinya menyeberang atau penjelmaan. Jadi dengan demikian Awatara adalah penjelmaan  atau perwujudan Hyang Widhi Wasa yang turun kedunia dengan mengambil berbagai bentuk tertentu yang dengan perbuatan dan ajaran-ajaran sucinya  untuk menegakkan Dharma (kebenaran) dari tantangan Adharma (ketidakbenaran), menyelamatkan Bhuwana Agung dan Bhuwana
Alit dari kehancuran yang disebabkan oleh sifat-sifat Adharma. Dewa Wisnu merupakan manifestasi dari Hyang Widhi Wasa dalam menjaga
ketegakan Hukum Alam(Rta) didunia. Bentuk (wujud) Dewa Wisnu lahir ke dunia untuk membasmi kejahatan(Adharma) dan membangkitkan serta menegakkan kebenaran (Dharma) disebut Awatara.
Dengan kekuatan maya-Nya, Hyang Widhi Wasa (Dewa Wisnu) menjelma ke dunia dengan wujud tertentu sesuai dengan yang dikehendaki. Misal-
nya, untuk membunuh Hiranya Kasipu (Hiranya Kasipu), yang sangat sakti, tidak dapat mati oleh manusia, binatang, dan Dewata. Maka Dewa Wisnu dengan kekuatan maya-Nya merubah wujud menjadi Narashima Awatara (manusia berkepala singa).
Mengenai keberadaan Awatara yang turun kedunia untuk membasmi Adharma dengan kekuatan Dharma  disebutkan dalam kitab  Bhagawadgita sebagai berikut :
 “Ajo’pi san avyayatma  bhutanam isvaro ‘pi san, prakritim svam adhishthaya
sambhavamy atma mayaya “

Artinya    :

Walaupun aku tak terlahirkan, kekal, Aku adalah Iswara dari semua
makhluk,  Aku menjadikan diriku sendiri dan menjadi ada dengan kekuatan
maya-Ku.
                                    (Bhagawadgita, IV. 6)

“Yada yada hi dharmasya glanir bhavati bharata, abhyutthanam adharmasya
tadatnam srjamy aham “

Artinya      : 

Sesungguhnya manakala dharma berkurang kekuasaannya dan tirani
hendak merajalela, wahai Arjuna, saat itu Aku ciptakan diriku sendiri.
                                                                    (Bhagawadgita, IV. 7)



    Berdasarkan uraian sloka tersebut diatas maka Hyang Widhi Wasa akan turun ke dunia bilamana Adharma telah memuncak. Sehingga Dharma sangat berperan sebagai keadilan dan kebaikan demi untuk mengalahkan Adharma. Tujuannya adalah untuk mengangkat manusia dari kehancuran menuju kehidupan yang lebih mulia. Ajaran Dharma guna menegakkan Dharma sebagai ajaran kebenaran. Lebih lanjut kitab Bhagawadgita menyebutkan :

“Paritranaya sadhunam vinacaya ca duskrta,
dharma-samsthanarthaya sambhavami yuge-yuge”

Artinya  :

Untuk melindungi orang-orang yang baik dan untuk memusnahkan orang yang jahat, aku lahir ke dunia dari masa ke masa, untuk menegakkan Dharma

                                                                           (Bhagawadgita IV.8)

Sloka di atas menguraikan mengenai misi Awatara  turun ke dunia yaitu :
1.Paritranaya Sadhumam berarti menyelamatkan orang-orang yang    
   taat dan patuh berbuat baik, orang-orang yang berbuat Dharma. Kata   Sadhu dalam begawadgita berarti (orang suci) adalah orang yang bijaksana yang sudah melakukan peraturan tentang kebaikan dan kebenaran dalam sehari-hari.
2.Vinacaya ca duskrtam berarti membinsakan mereka yang melanggar aturan Dharma.
3.Dharma-samsthanarthaya berarti menegakakan kembali prinsip-prinsip kebenaran (dharma). Dalam hal ini awatara mengajarkan cara-cara berbuat benar, memberikan contoh dan suri teladan untuk diikiuti oleh masyarakat sampai terwujudnya masyarakat yang selalu melaksanakan ajaran kebenara.

kepemimpinan

 Kepemimpinan
Dalam kehidupan manusia didunia ini banyak ditemui usaha kerjasama untuk mencapai suatu tujuan yang disepakati bersama. Keberhasilan suatu kegiatan terutama ditentukan oleh orang-orang yang dapat membuat segala sesuatunya terjadi (people who make things happens ). Kegiatan yang gagal dapat disimpulkan sebagai sasaran yang tidak tercapai dan sebabnya ialah ada sebuah atau beberapa aktivitas yang tidak sesuai rencana. Membuat segala sesuatunya berhasil sesuai rencana merupakan tugas seorang pemimpin. Pada hakekatnya unsur kepemimpinan harus dimiliki oleh setiap orang yang terlibat didalam suatu aktivitas, sehingga seorang pemimpin akan lebih mudah didalam mengatur dan mengarahkan organisasi untuk mencapai tujuan yang telah disepakati bersama.
Untuk suksesnya pencapaian tujuan suatu organisasi, sangat tergantung dari proses kerjasama dan rasa saling membutuhkan antara anggota dengan pemimpinnya. Didalam Kitab Niti Sastra disebutkan hubungan erat antara pemimpin dan anggota diibaratkan seperti hubungan Singa dengan hutan, sebagai berikut :
“Singa adalah penjaga hutan. Hutan pun selalu melindungi Singa, Singa dan hutan harus selalu saling melindungi dan bekerjasama. Bila tidak atau berselisih, maka hutan akan hancur dirusak manusia, pohon-pohonnya akan habis dan gundul ditebang, hal ini membuat singa kehilangan tempat bersembunyi, sehingga ia bermukim dijurang atau dilapangan yang akhirnya musnah diburu dan diserang manusia.”
                                                                                 (Nita Sastra I.10)

Dari uraian sloka tersebut diatas maka hubungan kerja sama yang saling membutuhkan ibaratnya “Singa dengan Hutan” perlu diterapkan oleh pemimpin dan masyarakatnya, sehingga dapat sukses dalam mencapai tujuan yang diinginkan bersama. Tidak ada pemimpin yang sukses tanpa didukung masyarakatnya, demikian sebaliknya. Oleh karena itu ajaran kepemimpinan dalam agama Hindu dipandang menjadi sangat penting.

tempat wisata

Salah satu obyek wisata di kabupaten Bangli adalah Danau Batur, tepatnya berada di kecamatan Kintamani.